Riset Kaitan Matematika dan Bangunan Sakral

Hal tersebut pun dilakukan terhadap bangunan sakral di Desa Penglipuran, Kabupaten Bangli melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH). 

Tim peneliti muda ini diketuai Sahda Nabila Pramesti (Jurusan Matematika), dengan anggota Ni Kadek Sintya Dewi, Kadek Krisnina Maharani, Ni Made Ariyani Kumala Sari (Jurusan Matematika dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) dan Putu Eka Audria Maharani (Jurusan Sejarah Sosiologi Perpustakaan dan Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial).

Tim penelitii muda ini turut didampingi I Putu Pasek Suryawan SPd MPd yang merupakan dosen dari Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Ketua Tim Sahda mengatakan bahwa etnomatematika adalah untuk mengakui adanya cara-cara berbeda dalam penerapan matematika dengan mempertimbangkan pengetahuan matematika akademik yang dikembangkan oleh berbagai sektor masyarakat, serta dengan mempertimbangkan modus yang berbeda.

Di mana, lanjut Sahda, budaya yang berbeda merundingkan praktik matematika mereka melalui cara mengelompokkan, berhitung, mengukur, merancang bangunan atau alat, bermain dan lainnya.

“Akan tetapi, masyarakat masih ada yang memandang matematika tidak terkait dengan budaya, di mulai dari sikap dan perilaku siswa yang tidak tahu bagaimana menerapkan matematika,” kata Sahda, Rabu (11/10/2023) di Singaraja.

“Maka dari itu, perlu adanya kesadaran bahwa bangunan sakral di Desa Penglipuran ada kaitannya dengan matematika,” imbuhnya.

Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa penelitian ini sudah dilakukan dan dikemas dalam empat edisi modul. Modul ini mengenai kaitan bangunan sakral di Desa Penglipuran dengan matematika.

“Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas bahwa bangunan sakral di Desa Penglipuran ada kaitannya dengan matermatika,” jelasnya. (suteja)

Baca juga: Mahasiswa Diminta Menjadi Pelopor Pemilih Cerdas