Saat Jalan Raya Jadi Tempat Gagal Didik Etika Pelajar

Viralnya video konvoi tersebut di media sosial mengundang reaksi tegas dari Satlantas Polresta Denpasar. Setelah melakukan pelacakan terhadap salah satu kendaraan dalam video, yaitu Honda Scoopy DK 2443 AFA, polisi mengendus keberadaan para remaja pelaku konvoi.

"Sepeda motor itu ditemukan di rumah Wayan Wiranta, dan dari sana kami mendapatkan informasi bahwa kendaraan digunakan oleh remaja berinisial KRS," ungkap Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi, Selasa (3/6/2025).

Hasil interogasi terhadap KRS membawa petugas ke jejak 18 rekan lainnya. Total, ada 8 sepeda motor dan 19 pelajar yang terlibat dalam konvoi yang jelas-jelas melanggar aturan. Mulai dari tidak membawa surat-surat kendaraan, hingga modifikasi yang tak sesuai standar.

Namun tindakan polisi tak berhenti pada tilang. Pendekatan yang lebih mendalam ditempuh: memanggil orang tua dan pihak sekolah dari seluruh pelajar tersebut untuk diberikan pembinaan bersama.

“Ini bukan hanya soal pelanggaran lalu lintas, tapi soal kegagalan membangun etika. Karena itu kami libatkan keluarga dan sekolah untuk turut bertanggung jawab,” jelas Sukadi.

Ia menekankan pentingnya sinergi antara aparat, orang tua, dan institusi pendidikan dalam membentuk karakter generasi muda. “Kami mengimbau masyarakat, khususnya para orang tua, untuk lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka agar kejadian serupa tidak terulang,” imbuhnya.

Peristiwa ini menjadi cermin buram bahwa pendidikan bukan hanya urusan kelas, tetapi juga ruang sosial. Ketika jalan raya menjadi panggung perilaku yang sembrono, bisa jadi itu adalah tanda bahwa di rumah dan sekolah, ada ruang-ruang nilai yang kosong dan perlu diisi kembali.

(hes/suteja)

Baca juga :
  • Rambut Gondrong, Tiga Anggota Polda Bali Ditegur Propam
  • Pemuda Mabuk Palak Pembeli, Dihajar Balik di Sesetan
  • Kejari Jembrana Ancam Segel Sumur Bor Ilegal Pengusaha