Search

Home / Muda / Kampus

Tim PKM UNAIR Riset Budaya Bali Atasi Tekanan Psikologis

Nyoman Sukadana   |    18 Juli 2025    |   00:06:00 WITA

Tim PKM UNAIR Riset Budaya Bali Atasi Tekanan Psikologis
Tim PKM UNAIR siap terjun ke Bali terapkan riset soal kesehatan mental lewat nilai Menyama Braya. (dok/Unair)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Tekanan sosial terhadap perempuan infertil di Bali menjadi perhatian sekelompok mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) melalui program riset budaya dan intervensi psikososial. Mereka mengangkat nilai menyama braya sebagai pendekatan lokal untuk meredam dampak psikologis yang timbul akibat kepercayaan terhadap punarbhawa atau kelahiran kembali.

Riset ini dijalankan oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UNAIR lintas disiplin, yakni psikologi dan antropologi. Mereka meneliti di dua desa adat di Buleleng dan Gianyar, wilayah yang kuat mempertahankan sistem nilai tradisional Bali.

"Perempuan yang belum memiliki anak sering dipersepsikan sebagai belum lengkap dalam peran sosialnya. Keyakinan tentang punarbhawa dan tekanan keluarga menjadi beban mental yang cukup serius," ujar Gabriella Vania Christiany, Ketua Tim PKM.

Untuk itu, tim merancang pendekatan intervensi berbasis nilai lokal menyama braya yang mengedepankan rasa solidaritas, penerimaan, dan hubungan sosial yang setara. Model ini dikembangkan sebagai jejaring dukungan komunitas untuk mengurangi stigma terhadap perempuan infertil.

Dosen pembimbing tim, Putu Eka Wulan Diasti S.Psi., M.A., menjelaskan bahwa pendekatan ini bukan hanya psikologis, tapi juga antropologis. "Kami ingin agar budaya yang hidup di masyarakat tidak hanya dilihat sebagai simbol, tetapi sebagai sumber solusi," ujarnya.

Tim PKM ini terdiri dari Gabriella Vania Christiany (Psikologi 2021), Putu Adhitya Kurniawan (Antropologi 2022), Ignatius Wira Ekaputra (Psikologi 2022), dan Clara Aurellia Putri (Psikologi 2021). Riset mereka mendapat dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui program PKM tahun 2025.

Selanjutnya, tim akan melaksanakan uji coba model intervensi ini secara terbatas di tingkat komunitas dengan pendekatan partisipatif. Mereka berharap hasil penelitian ini dapat menjadi inspirasi bagi kebijakan kesehatan mental yang lebih kontekstual dan berbasis budaya lokal.

(riki/suteja)

Baca juga :
  • Inflasi IPK Jadi Sorotan, Sistem Pendidikan Tinggi Dinilai Bermasalah
  • Bank BPD Bali dan UT Denpasar Jalin Kerja Sama Pendidikan
  • Koster Minta Mahasiswa UNUD Catat Kemiskinan Desa